بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
• Wahai saudaraku mahasiswa dan kaum muslimin secera umum rahimakumullaah
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mendapat petunjuk. [Al-An’am: 82]
Simak pembahasan lebih detail:https://www.facebook.com/sofyanruray.info/posts/445573202258834:0
• Karena hanya dengan itulah seorang hamba dapat merealisasikan tujuan penciptaannya di muka bumi untuk beribadah kepada Allah ta’ala, sebagaimana firman-Nya,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالأِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku saja.” [Adz-Dzariyyat: 56]
Simak pembahasan lebih detail:https://www.facebook.com/sofyanruray.info/posts/446534128829408:0
• Oleh karena itu, berdakwah kepada tauhid adalah perhatian utama para pejuang yang sejati, para teladan yang dipilih Allah ta’ala untuk menjadi contoh sepanjang umur dunia, merekalah para pembela kebenaran yang hakiki, tidak ada manusia yang lebih baik dari mereka, yaitu para nabi dan rasul ‘alaihimus sholaatu was salaam, adalah berdakwah kepada tauhid, menyelematkan manusia dari lembah kesyirikan dan kekafiran, demi meraih kebahagiaan yang hakiki di dunia dan akhirat, sebagaimana firman Allah ta’ala,
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
“Dan sungguh, Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): Sembahlah Allah saja, dan jauhilah thaghut (yang disembah selain Allah) itu." [An-Nahl: 36]
Simak pembahasan lebih detail:https://www.facebook.com/sofyanruray.info/posts/448489465300541:0
• Dan tauhid yang melahirkan iman dan amal shalih adalah kunci kemakmuran negeri, Allah ta’ala berfirman,
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shaleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” [An-Nur: 55]
Allah ta’ala juga berfirman,
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barangsiapa mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” [An-Nahl: 97]
Kehidupan yang baik ada beberapa maknanya yang disebutkan para ulama:
•Pertama: Rezeki yang baik lagi halal di dunia dan diberikan dari arah yang tidak ia sangka-sangka.
•Kedua: Bersifat qona’ah (merasa cukup berapa pun rezeki yang Allah ta'ala anugerahkan).
•Ketiga: Beriman kepada Allah ta'ala dan selalu taat kepada-Nya.
•Keempat: Meraih manisnya ketaatan kepada Allah ta’ala.
•Kelima: Keselamatan dan kecukupan.
•Keenam: Kebahagiaan di dunia.
•Ketujuh: Ridho dengan takdir Allah 'azza wa jalla.
•Kedelapan: Kenikmatan di kubur.
•Kesembilan: Kenikmatan di surga.
•Kesepuluh: Ketenangan jiwa.
[Lihat Tafsir Ath-Thabari, 17/289-291, Zadul Masir libnil Jauzi, 2/582 dan Tafsir As-Sa’di, hal. 448]
Simak pembahasan lebih detail:http://sofyanruray.info/jalan-kebahagiaan-setiap-hamba/
• Wahai Saudaraku mahasiswa dan kaum muslimin secara umum rahimakumullaah –semoga Allah merahmati kalian-, inilah jalan untuk memperbaiki negeri, yaitu iman dan amal shalih, maka yang harus kita lakukan pertama kali adalah memperbaiki diri kita sendiri dengan iman dan amal shalih yang dibangun di atas ilmu yang shahih, kemudian memperbaiki orang lain.
• Adapun demo-demo yang kalian lakukan, sungguh hanyalah mendatangkan mudarat, jauh melebihi manfaatnya –jika ada manfaatnya-, dan diantara mudarat besar yang sudah sangat merugikan masyarakat adalah memacetkan jalan, termasuk kejadian yang kami alami pada hari Sabtu 1 Jumaadal Akhirah kemarin
• Dan inilah beberapa mudarat demonstrasi:
1. Memprovokasi masyarakat untuk memberontak kepada penguasa, terlebih jika nasihat dalam demo tersebut tidak diindahkan oleh penguasa, maka akibatnya akan semakin memprovokasi massa dan menceraiberaikan kesatuan kaum muslimin (lihat Fathul Bari, 13/51-52)
2. Cara mengingkari kemungkaran penguasa dengan terang-terangan mengandung penentangan terhadapnya (lihat Umdatul Qaari, 22/33, Al-Mufhim, 6/619)
3. Pencemaran nama baik dan ghibah kepada penguasa yang dapat mengantarkan kepada perpecahan masyarakat dan pemerintah muslim (lihat Umdatul Qaari, 22/33)
4. Mengakibatkan masyarakat tidak mau menaati penguasa dalam hal yang baik (lihat Haqqur Ro’i, hal. 27)
5. Menyebabkan permusuhan antara pemimpin dan rakyatnya (lihat Al-Ajwibah Al-Mufidah, hal. 99)
6. Menjadi sebab ditolaknya nasihat oleh penguasa (lihat Fathul Bari, 13/52)
7. Menyebabkan tertumpahnya darah seorang muslim, sebagaimana yang terjadi pada sahabat yang mulia Utsman bin 'Affan radhiyallahu’anhu akibat demonstrasi kaum khawarij (lihat Syarah Muslim, 18/118)
8. Menghinakan sulthan Allah, yang telah Allah takdirkan sebagai penguasa muslim (lihat As-Sailul Jarror, 4/556)
9. Munculnya riya’ dalam diri pelakunya (lihat Madarikun Nazhor, hal.211)
10. Mengganggu ketertiban umum
11. Menimbulkan kemacetan di jalan-jalan
12. Merusak stabilitas ekonomi
13. Tidak jarang adanya ikhtilat (campur baur antara laki-laki dan wanita) ketika demonstrasi, bahkan pada demo yang mereka sebut Islami sekali pun
14. Menyelisihi petunjuk Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan sahabat
15. Mengikuti jalan ahlul bid’ah (Khawarij) dan orang-orang kafir. Wallahu A’lam.
Simak pembahasan lebih detail:
http://sofyanruray.info/demonstrasi-dan-mencela-pemerintah…/
Kalau begitu bagaimana cara menasihati penguasa?
Baca di sini dan ukurlah sudah sejauh mana engkau melenceng dari jalan yang haq:http://sofyanruray.info/tuntunan-islam-dalam-menasihati-pe…/
• Wahai mahasiswa, cobalah gunakan akal yang sehat, bagaimana mungkin seorang muslim mengambil mudarat-mudarat yang sudah jelas demi mengharapkan maslahat yang belum jelas, yaitu dengan lengsernya pemimpin yang sedang berkuasa untuk digantikan dengan pemimpin yang lebih baik…?!
• Jawablah pertanyaanku: Apakah ada jaminan bahwa pemimpin yang baru akan membawa ke arah yang lebih baik?! Siapa yang berani menjamin?!
• Lebih baik yang kita lakukan adalah memperbaiki diri, bertaubat kepada Allah ta’ala, karena selama diri kita jelek, maka pemimpin yang akan lahir dari kita pun akan jelek, selama suatu masyarakat itu buruk, maka pemimpin yang akan mereka lahirkan juga buruk, bahkan bisa jadi itu bagian dari azab Allah ‘azza wa jalla kepada kita, maka hadapilah dengan taubat dan beramal shalih. Al-Imam Al-Hasan Al-Basri rahimahullah berkata,
“Demi Allah, andaikan manusia bersabar dengan musibah berupa kezaliman penguasa, maka tidak lama Allah ta’ala akan menghilangkan kezaliman tersebut dari mereka, namun apabila mereka mengangkat senjata melawan penguasa yang zalim, maka mereka akan dibiarkan oleh Allah. Dan demi Allah, hal itu tidak akan mendatangkan kebaikan kapan pun. Kemudian beliau membaca firman Allah ta’ala,
وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ الْحُسْنَى عَلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ بِمَا صَبَرُوا وَدَمَّرْنَا مَا كَانَ يَصْنَعُ فِرْعَوْنُ وَقَوْمُهُ وَمَا كَانُوا يَعْرِشُونَ
“Maka sempurnalah kalimat Rabbmu yang maha baik kepada Bani Israil disebabkan kesabaran mereka dan Kami musnahkan apa yang diperbuat oleh Fir’aun dan kaumnya dan apa yang mereka bina.” (Al-A’rof: 137).” [Lihat Madarikun Nazhor, hal. 6]
Al-Hasan Al-Basri rahimahullah juga berkata,
إن الحجاج عذاب الله فلا تدفعوا عذاب الله بأيديكم ولكن عليكم بالاستكانة والتضرع فإن الله تعالى يقول ولقد أخذناهم بالعذاب فما استكانوا لربهم وما يتضرعون
“Sesungguhnya Al-Hajjaj (penguaza zalim) adalah azab Allah, maka janganlah kalian menolak azab Allah dengan tangan-tangan kalian, akan tetapi hendaklah kalian merendahkan diri karena takut kepada-Nya dan tunduk berdoa, karena Allah ta’ala berfirman,
وَلَقَدْ أَخَذْنَاهُمْ بِالْعَذَابِ فَمَا اسْتَكَانُوا لِرَبِّهِمْ وَمَا يَتَضَرَّعُونَ
“Dan sungguh Kami telah timpakan kepada mereka azab, namun mereka tidak takut kepada Rabb mereka dan tidak pula berdoa.” (Al-Mu’minun: 76).” [Lihat Minhaajus Sunnah, 4/315]
Thalq bin Habib rahimahullah berkata,
اتقوا الفتنة بالتقوى فقيل له أجمل لنا التقوى فقال أن تعمل بطاعة الله على نور من الله ترجو رحمة الله وأن تترك معصية الله على نور من الله تخاف عذاب الله رواه أحمد وابن أبي الدنيا
“Hadapilah ‘fitnah’ dengan ketakwaan.” Maka dikatakan kepada beliau: “Jelaskan kepada kami secara global apa itu taqwa?” Beliau berkata: “Takwa adalah engkau mengamalkan ketaatan kepada Allah berdasarkan cahaya (ilmu) dari Allah dalam keadaan engkau mengharap rahmat Allah, dan engkau tinggalkan kemaksiatan kepada Allah berdasarkan cahaya (ilmu) dari Allah dalam keadaan engkau takut azab Allah.” (Diriwayatkan Imam Ahmad dan Ibnu Abid Dunya).” [Lihat Minhaajus Sunnah, 4/315]
• Wahai saudaraku mahasiswa, pelajarilah ilmu agama, sungguh teori-teori kafir yang kalian pelajari di bangku sekolah dan kuliah telah meracuni pikiran kalian dan mewarnai gerak langkah kalian, sadar atau tidak, dan tidak ada jalan membersihkannya kecuali kembali kepada ilmu yang benar, yang berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah yang sesuai Pemahaman Salaf.
• Wahai saudaraku mahasiswa ‘Pergerakan Islam’, kembalilah kepada manhaj Salafmu yang shalih; yaitu jalan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan para sahabat radhiyallahu’anhum, sungguh aqidah dan metode kalian dalam beragama teleh terkotori oleh pemahaman-pemahaman menyimpang karena mengikuti tokoh-tokoh yang berpemahaman khawarij, yang menyerukan pemberontakan dan pelengseran terhadap penguasa muslim.
• Wahai saudaraku mahasiswa, tinggalkan jalanan, datangi majelis ilmu, agar engkau tahu jalan yang benar tuk membangun negerimu, karena sungguh usahamu memperbaiki bangsa dalam kondisi dirimu tidak memahami ilmu agama, bisa jadi engkau sedang merusak dari arah yang engkau sangka sedang melakukan perbaikan.
• Saudaraku, ingatlah sabda Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam,
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ
“Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan baginya maka Allah akan memahamkannya dengan agama.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Mu’awiyah radhiyallahu’anhu]
Al-Hafiz Ibnu Hajar rahimahullah juga berkata
وَمَفْهُومُ الْحَدِيثِ أَنَّ مَنْ لَمْ يَتَفَقَّهْ فِي الدِّينِ أَيْ يَتَعَلَّمْ قَوَاعِدَ الْإِسْلَامِ وَمَا يَتَّصِلُ بِهَا مِنَ الْفُرُوعِ فَقَدْ حُرِمَ الْخَيْرَ
“Mafhum hadits ini bahwa siapa yang tidak mendalami agama, yaitu tidak mempelajari kaidah-kaidah dasar Islam dan cabang-cabang yang terkait dengannya maka ia tidak akan meraih kebaikan.” [Fathul Bari, 1/165]
• Wahai saudaraku mahasiswa, apabila terjadi pertumpahan darah akibat ulahmu, maka takutlah kepada Allah ta’ala akan datangnya hari yang besar (hari kiamat) saat engkau dituntut atas setiap darah yang tertumpah dan keamanan yang hilang karena tindakanmu.
• Kepada para wartawan media massa, kali ini kalian bertindak benar dengan tidak menyebarkan info dan berita demo mahasiswa, jangan pedulikan orang yang mencibir. Jika kalian lakukan ikhlas karena Allah ta’ala dalam rangka taat kepada-Nya maka insya Allah akan bernilai ibadah. Sebaliknya, jika kalian menyebarkan gosip, memberitakan provokasi, menebarkan ghibah dan kebencian, maka termasuk dosa-dosa besar yang akan kalian pertanggungjawabkan di hadapan Allah jalla wa 'ala.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar